...

Mengenal Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dunia Konstruksi

"Prioritas Utama: Memahami Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Industri Konstruksi"

Safety First! Pernahkah kamu mendengar atau membaca slogan tersebut di tempat kerja? Ya, slogan tersebut sudah melekat pada setiap bidang pekerjaan sebagai salah satu imbauan agar selalu mengutamakan keselamatan selama bekerja. Hal ini dirangkum dalam sebuah pembahasan yang dinamai dengan istilah K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja. –MegaBaja.co.id

Berbagai macam jenis pekerjaan tentu memiliki resiko kecelakaan, mulai dari yang berdampak ringan hingga berat. Maka dari itu, pemerintah mengatur sebuah regulasi keselamatan kerja di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Terutama pada bidang pekerjaan konstruksi yang memiliki resiko lebih banyak terhadap kecelakaan.

Dunia konstruksi tidak lepas dari kegiatan kasar dan berhubungan dengan benda berat dan tajam, maka mengetahui pedoman keselamatan tentu sangat dianjurkan. Hal tersebut tentu demi kebaikan bersama dan demi lancarnya pekerjaan dan produktivitas di lapangan. Nah, apakah kamu sudah tahu mengenai pedoman K3 ini? Jika belum, yuk simak di bawah ini!

Apa Itu K3?

Seperti yang sudah disinggung di awal, K3 merupakan singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jika dilihat pada peraturan pemerintah No. 50 Thn 2012, dijelaskan bahwa fungsi adanya K3 adalah untuk memberikan jaminan dan perlindungan keselamatan kepada seluruh tenaga kerja.

Maka dengan adanya K3 ini, para pekerja bisa mengetahui standar apa saja yang harus dilakukan untuk mengaja keselamatan selama bekerja.

K3 diterapkan di seluruh sektor atau bidang pekerjaan, tidak terkecuali pada bidang konstruksi. Dalam dunia konstruksi, resiko kecelakaan memiliki rasio yang lebih besar. Seperti tertimpa beban berat, kecelakaan dengan alat berat, terjatuh dari ketinggian, terkena benda tajam dan lain sebagainya. Sudah menjadi kewajiban bagi pelaku di dunia konstruksi untuk menerapkan sistem K3 dengan semaksimal mungkin.

Kesuksesan sebuah pekerjaan bukan hanya dilihat dari hasil kerjanya saja, namun juga dilihat dari proses selama pengerjaan, termasuk kesejahteraan dan keselamatan para pekerja. Maka dari itu diciptakan lah K3 untuk mewujudkan harapan tersebut. Nah, simak penjelasan selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam mengenai peran K3 dalam dunia konstruksi.

Peran Program K3 dalam Dunia Konstruksi

  • Menjadi panduan untuk memantau kondisi kerja karyawan, mulai dari kesehatan dan keselamatan kerjanya
  • Memberikan suasana kondusif selama proses kerja, menciptakan lingkungan kerja yang ideal dengan perencanaan yang matang
  • Menjadi tolak ukur penilaian terhadap resiko kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja
  • Pedoman untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja
  • Memberi nilai pada kelayakan dan efisiensi program penanggulangan bahaya yang diterapkan di lingkungan kerja

K3 memiliki peran yang tidak dapat digantikan, tidak bisa dilakukan secara individu, program K3 akan menjadi program yang sukses jika dilaksanakan oleh seluruh pekerja dengan kesadaran masing-masing. Pada program K3 konstruksi, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk mensukseskan program K3 dan meminimalisir resiko kecelakaan di tempat kerja. Yaitu mulai dari tahapan identifikasi, evaluasi, pengembangan strategi, penerapan dan monitoring. Yuk, bahas lebih lanjut!

Tahapan Untuk Mensukseskan Program K3 di Tempat Kerja

Identifikasi

Identifikasi dalam hal ini adalah memperhatikan dan mulai menyadari apa saja peluang terjadinya bahaya di tempat kerja. Hal ini wajib dilakukan sebelum memulai sebuah proyek atau pekerjaan. Mengamati dan mengenali potensi bahaya yang ada bisa dilakukan dengan cara mengetahui area kerja dengan benar. Semakin dini diidentifikasi, semakin minim resiko terjadi kecelakaan selama kerja. Juga, semakin kamu mengenal area kerja yang akan dikerjakan, semakin mudah untuk mencari solusi untuk menutup resiko kecelakaan pada pekerjaan yang akan dating.

Evaluasi

Evaluasi

Setelah mengetahui resiko bahaya yang ada, maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap resiko tersebut. Pada beberapa kecelakaan kerja, terdapat level resiko dari rendah hingga berat, dengan mengetahui hal ini, kamu bisa menilai resiko bahaya yang akan terjadi dan menemukan solusinya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risc Control)

Evaluasi ini bisa dilakukan pada semua bidang kerja, mulai dari area alat berat, peralatan kerja, mesin, area bangunan dan sebagainya.

Pengembangan Strategi

Tahap berikutnya setelah melakukan identifikasi dan evaluasi adalah mengembangkan strategi. Strategi di sini bertujuan untuk mengendalikan sekaligus mencegah kecelakaan kerja berdasarkan data-data dan hasil identifikasi yang sudah didapat dari kedua tahap sebelumnya.

Penerapan

Setelah melewati tiga proses awal, maka proses selanjutnya adalah mengaplikasikan atau melakukan penerapan pada lingkungan kerja secara langsung.

Monitoring atau Pengawasan

Monitoring atau Pengawasan

Terakhir yaitu melakukan pengawasan atau monitoring. Walaupun semua tahapan sudah dilaksanakan dengan benar, tahap ini tetap menjadi bagian penting dan harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk menilai apakah penerapan K3 di lingkungan kerja tersebut sudah berjalan dengan baik dan benar atau tidak. Monitoring bisa dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan, bisa dilakukan dengan cara inspeksi, pengecekan peralatan dan area kerja secara berkala dan audit.

Pada pelaksanaan K3 di lingkungan kerja, penerapannya bukan hanya dilakukan sebelum pekerjaan berlangsung, namun selama pekerjaan tersebut ada hingga selesai dan dipastikan aman. Prinsip-prinsip pada program K3 pun sudah cukup jelas, langkah-langkah yang diambil untuk menghindari resiko kecelakaan dilakukan semaksimal mungkin. Apa saja prinsip-prinsip dari program K3 itu? Yuk simak terus!

Prinsip Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Perencanaan Keselamatan yang Matang

Lima tahap yang sudah kita bahas di awal, seperti identifikasi, evaluasi, pengembangan strategi, penerapan dan pengawasan termasuk pada perencanaan keselamatan yang menjadi prinsip K3. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara baik agar program K3 bisa diterapkan dengan baik pula. Sebisa mungkin tidak ada tahapan yang terlewat, dan harus dilakukan sesuai dengan aturannya.

Sesi Edukasi dan Pelatihan

Bersinggungan dengan area kerja yang berat, peralatan kerja dan mesin tentu butuh pengetahuan yang sesuai dan pembiasaan diri. Maka sesi edukasi dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu dilakukan secara berkala kepada seluruh pekerja. Edukasi dan pelatihan ini biasanya mencakup pada pengenalan alat-alat kerja dan pengoperasiannya, pengenalan berbagai macam alat pelindung diri dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan kerja.

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Banyak pekerja yang mengabaikan pemakaian atau penggunaan APD pada saat berada di lingkungan kerja. Salah satunya adalah tidak mengenakan helm keselamatan yang tentu akan membahayakan jika terjadi kecelakaan. Program K3 menegaskan bahwa penggunaan APD merupakan hal yang wajib ditaati selama pekerjaan berlangsung demi keamanan dan kelancaran proyek yang dikerjakan.

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Bukan hanya untuk kepentingan pribadi, menjaga keselamatan di lingkungan kerja menjadi tanggung jawab bersama karena melibatkan banyak pihak. Mengabaikan prinsip keselamatan dan kesehatan selama bekerja bisa berdampak buruk bagi diri sendiri dan juga orang lain, termasuk reputasi perusahaan. Maka dari itu, mulai saat ini taati dan lakukannlah pedoman yang tertera pada prinsip-prinsip K3 agar pekerjaan bisa berjalan lancar dan meminimalisir terjadinya kecelakaan selama bekerja. Semoga bermanfaat, ya!

Just an ordinary people.